Dari Nasi Goreng Jagung hingga Iga Gongso

| | 1 komentar

BILA Anda berkunjung ke Kawasan Kopeng, Getasan, Kabupaten Semarang, ada baiknya singgah di sebuah warung makan yang diberi nama Warung Nggoenoeng milik Ny Lanny Kusnandar. Letaknya cukup strategis persisnya dusun Plalar, Jalan Raya Kopeng Km 12,5 tak jauh dari pasar Kopeng. Jalan raya tersebut merupakan penghubung antara Salatiga dan Magelang.
Di tengah hawa yang dingin yang terkadang diselimuti kabut, di warung tersebut menyediakan menu-menu spesial yang khas yang mungkin jarang ditemui di tempat lain. Sambil menikmati pemandangan lereng gunung Merbabu, para pecinta kuliner bisa menikmati hidangan khas yang bisa menghangatkan tubuh.

Ada puluhan menu yang ditawarkan di warung itu. Namun setidaknya ada beberapa menu yang khas yang mengundang penasaran dan tidak ada salahnya untuk dicoba.
Dilihat daftar menu dan harganya, terkesan tidak ada yang mewah. Tampaknya warung ini menawarkan kesederhanaan namun mengutamakan cita rasa khas. Sebut saja nasi goreng jagung  yang disandingkan dengan bandrek dan kopi boyo ngambang. Ada pula masakan serba iga sapi mulai  sup iga, iga gongso, dan tongseng iga.
Tiga jenis masakan ini memiliki kekhasan tersendiri. Sup iga memberi rasa segar. Iga gongso berasa manis dan pedas, sedangkan tongseng kaya rasa rempah dengan sentuhan sedikit asam, manis, pedas.
Bagaimana dengan nasi goreng jagung? Soal rasa, nasi jagung goreng ini lebih gurih dan tidak mengandung kadar gula tinggi seperti beras yang menjadi makanan pokok. Sedangkan bumbunya sama seperti nasi goreng lainya, hanya mendapat sentuhan istimewa Ny Lanny sehingga rasanya benar-benar istimewa. Harganya cukap terjangkau, hanya Rp 7.500 per porsi.
Untuk minuman boyo ngambang hanya Rp 4 ribu per gelasnya. Sajian istimewa ini mampu menghangatkan tubuh saat menikmati pemandangan alam Kopeng. Adapun kopi boyo ngambang adalah campuran kopi panas dengan tape ketan sehingga mampu mengusir hawa dingin. Sedangkan bandrek hampir sama dengan minuman daerah lain namun ditambah dengan aneka rempah yang menyegarkan. Ada pula jus terung belanda yang dipetik dari kebun sekitar warung.
Lanny Kusnandar, Sang pemilik warung mengungkapkan, menu-menu yang disajikan lebih banyak hasil kraesi sendiri. Meski begitu respon pecinta kulinar untuk mampir di warungnya cukup tinggi. Ini berarti hasil kreasinya terbukti. Para pengunjung datang dari berbagai kota di antaranya Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Peklaongan, Temanggung, dan Salatiga.
Makanan hangat dan pedas itu dianggap cocok melawan udara yang dingin. Sepinggan potongan daging iga sapi goreng dipadukan dengan semangkuk sup dari kaldu sapi serta potongan wortel dan kentang. Tongseng iga disajikan dengan irisan kubis atau kol.
Adapun iga gongso, yakni iga sapi yang ditumis dengan bawang dan kecap, tampak lebih garang dengan warna hitam kecoklatan dengan kuah harum. "Masakan iga gongso terbilang kreasi baru. Yang lebih dikenal sebelumnya adalah babat gongso, yang identik dengan Kota Semarang," kata Lanny.
Yuli (25) dan Lauren (22) mengaku terkesan atas menu-menu yang disajikan. Pemuda yang mengaku asli Salatiga itu mencoba nasi goreng jagung plus kopi boyo ngambang. Masih penasaran, mereka mencoba iga gongso. "Wah ternyata enak. Cocok dengan suhu yang dingin ini. Ini pengalam pertama saya," kata Yuli yang diamini Lauren.

1 komentar:

surya maulana mengatakan...

hm pengen nyobaiiin

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Blog Sahabat

Recent Comment

© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com