Ketidakjelasan sikap PT Samudera Indonesia (SI) selaku pemilik Kapal Sinar Kudus yang disandera sejak 16 Maret lalu membuat para perompak Somalia jengkel. Setelah berhari-hari mengulur waktu pembayaran tebusan, PT SI yang berjanji menyatakan kesanggupan menebus senilai US$3 juta pada Jumat (15/3) pukul 15.00 WIB kembali mangkir.
Dengan pengiriman pernyataan tersebut via e-mail, pemilik kapal masih menawar uang tebusan sebesar US$2,8 juta.
Dengan pengiriman pernyataan tersebut via e-mail, pemilik kapal masih menawar uang tebusan sebesar US$2,8 juta.
"Perompak marah dan menyatakan perusahaan tidak berniat menyelamatkan kru kapal. Mereka marah karena PT SI awalnya menyepakati US$3 juta tetapi pas dibaca cuma US$2,8 juta," ujar Kapten Slamet Juari saat dihubungi Media Indonesia via sambungan internasional.
Slamet mengatakan, kelompok perompak yang dipimpin Mohamed Salah jengkel dan langsung menaikkan uang tebusan menjadi US$3,050 juta. Jumlah tersebut merupakan buah dari kekecewaaan mereka dari sikap PT SI yang mengulur waktu dan tidak mengikuti kesepakatan sebelumnya.
"PT SI akal-akalan dan melakukan dagang sapi. Perompak mengirim surat melalui kami kepada PT SI dan menyatakan US$3,050 juta merupakan tawaran akhir dan ditunggu malam ini," ujar Slamet yang memimpin 19 anak buah kapal (ABK) WNI lainnya di kapal nahas tersebut.
Kirim 401 Marinir
Pasukan Khusus TNI yang dikirim untuk operasi penyelamatan kapal Sinar Kudus MV di Somalia menghadapi kesulitan. Menurut Menkopolhukam Djoko Suyanto, sesungguhnya, pasukan khusus TNI telah dikirim bersama dua buah kapal jenis fregat setelah mendapat informasi bahwa kapal MV Sinar Kudus digunakan oleh para perompak untuk menjadi kapal induk pembajakan bagi banyak kapal lainnnya.
"Opsi (militer) kirim pasukan khusus dengan kapal, karena kapal saat itu dipakai oleh pembajak sebagai kapal induk membajak kapal lain. Kapal itu dibawa kesana kemari untuk membajak kapal lain. Oleh karena itu kapal masih di laut lepas, opsi penyerbuan menjadi opsi yang dipilih dan disiapkan benar oleh TNI," tegasnya saat konferensi pers di kantor Menkopolhukam, Jumat (15/4).
Djoko mengakui bahwa kesulitan operasi pembebasan kapal Sinar Kudus bersama para awaknya karena kapal tersebut telah dibawa para perompak ke pinggir pantai Puntland, markas para perompak itu. Pada 2 April 2011, kapal dibawa merapat di pantai markas mereka di Puntland, berjejer dengan puluhan kapal sandera. Di situ perompak sangat intensif menjaga.
“Akibatnya, opsi penyerbuan menjadi sangat rumit, dan berisiko
Sebenarnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah mengirim 401 personel TNI untuk menyelamatkan awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia.
Diungkapkan oleh Menkopolhukam Djoko Sujanto dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menjawab keraguan masyarakat akan kinerja pemerintah selama ini dalam menyelamatkan sandera yang telah ditawan selama hampir sebulan itu.
Panglima TNI mengatakan bahwa jumlah pasukan yang dikirim untuk mengemban opsi pembebasan 20 anak buah kapal Sinar Kudus mencapai 401 orang. Saat ini pasukan khusus tersebut tengah bersiaga. "Marinir dan Kopassus, totalnya 401," singkatnya.
Kira-kira, lanjutnya, itu yang jadi pedoman, opsi ini masih tetap disiapkan, sambil menunggu negosiasi. ini untuk menjawab perkembangan di lingkungan publik supaya tidak bertanya-tanya apa yang dilakukan pemerintah.
Slamet mengatakan, kelompok perompak yang dipimpin Mohamed Salah jengkel dan langsung menaikkan uang tebusan menjadi US$3,050 juta. Jumlah tersebut merupakan buah dari kekecewaaan mereka dari sikap PT SI yang mengulur waktu dan tidak mengikuti kesepakatan sebelumnya.
"PT SI akal-akalan dan melakukan dagang sapi. Perompak mengirim surat melalui kami kepada PT SI dan menyatakan US$3,050 juta merupakan tawaran akhir dan ditunggu malam ini," ujar Slamet yang memimpin 19 anak buah kapal (ABK) WNI lainnya di kapal nahas tersebut.
Kirim 401 Marinir
Pasukan Khusus TNI yang dikirim untuk operasi penyelamatan kapal Sinar Kudus MV di Somalia menghadapi kesulitan. Menurut Menkopolhukam Djoko Suyanto, sesungguhnya, pasukan khusus TNI telah dikirim bersama dua buah kapal jenis fregat setelah mendapat informasi bahwa kapal MV Sinar Kudus digunakan oleh para perompak untuk menjadi kapal induk pembajakan bagi banyak kapal lainnnya.
"Opsi (militer) kirim pasukan khusus dengan kapal, karena kapal saat itu dipakai oleh pembajak sebagai kapal induk membajak kapal lain. Kapal itu dibawa kesana kemari untuk membajak kapal lain. Oleh karena itu kapal masih di laut lepas, opsi penyerbuan menjadi opsi yang dipilih dan disiapkan benar oleh TNI," tegasnya saat konferensi pers di kantor Menkopolhukam, Jumat (15/4).
Djoko mengakui bahwa kesulitan operasi pembebasan kapal Sinar Kudus bersama para awaknya karena kapal tersebut telah dibawa para perompak ke pinggir pantai Puntland, markas para perompak itu. Pada 2 April 2011, kapal dibawa merapat di pantai markas mereka di Puntland, berjejer dengan puluhan kapal sandera. Di situ perompak sangat intensif menjaga.
“Akibatnya, opsi penyerbuan menjadi sangat rumit, dan berisiko
Sebenarnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah mengirim 401 personel TNI untuk menyelamatkan awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia.
Diungkapkan oleh Menkopolhukam Djoko Sujanto dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menjawab keraguan masyarakat akan kinerja pemerintah selama ini dalam menyelamatkan sandera yang telah ditawan selama hampir sebulan itu.
Panglima TNI mengatakan bahwa jumlah pasukan yang dikirim untuk mengemban opsi pembebasan 20 anak buah kapal Sinar Kudus mencapai 401 orang. Saat ini pasukan khusus tersebut tengah bersiaga. "Marinir dan Kopassus, totalnya 401," singkatnya.
Kira-kira, lanjutnya, itu yang jadi pedoman, opsi ini masih tetap disiapkan, sambil menunggu negosiasi. ini untuk menjawab perkembangan di lingkungan publik supaya tidak bertanya-tanya apa yang dilakukan pemerintah.
0 komentar:
Posting Komentar